CT Arsa Sebar Relawan Pendidikan dan Kesehatan ke Pelosok Negeri
Namun, ketika dipecah berdasarkan bidang studi, perbedaannya mencolok.Siswa yang mengejar jurusan khusus dalam sains, teknologi, teknik, dan matematika – secara kolektif dikenal sebagai disiplin STEM – diproyeksikan untuk mendapatkan penghasilan paling banyak secara keseluruhan.
Menurut Georgetown Center, selain STEM, jurusan kesehatan dan bisnis termasuk di antara yang bergaji tertinggi, yang mengarah ke upah tahunan rata-rata yang lebih tinggi di tingkat awal dan secara signifikan lebih besar selama karier dibandingkan dengan jurusan seni liberal dan humaniora.
CT Arsa Foundation melepas relawan bidang pendidikan dan kesehatan ke berbagai daerah pelosok di Indonesia melalui program PIJAR (Pergi Mengajar) dan PESAT (Peduli Sehat) pada Selasa (8/11).
Ketua CT ARSA Foundation Anita Ratnasari Tanjung mengatakan pihaknya menjalin kerjasama melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PERUM LPPNPI) atau AirNav Indonesia dan Bank Mega dalam program ini.
“Kita harus berkolaborasi dengan banyak pihak, kita harus memutus mata rantai kemiskinan sampai ke www.dioceseinfo.org pelosok daerah dengan pendidikan yang berkualitas,” ujar Anita di Gedung Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (8/11).
Pelepasan relawan ini turut dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap program yang digelar CT Arsa tersebut.
“Saya terima kasih sama Ibu yang semangat sekali dukung ini. Saya melihat nih Kemenkes kan tahu tuh masalah kesehatan apa saja. Nanti saya mau balik lagi ke CTArsa untuk bilang, “Bu, ini masalah kesehatan di anak-anak ini, di remaja ini, di orang tua ini. Di daerah masing-masing ini,” Nanti diskusi mana yang cocok dengan filosofinya. Selama filosofi itu aku lihat ada irisannya nah itu bisa kita rajut,” kata Budi.
Baca Juga: https://www.tongkrongin.com/rekomendasi-6-dari-fakultas-sisfo-unisba-terlengkap/
Budi ikut menyinggung rakyat Indonesia yang senang berkontribusi pada kegiatan sosial. Hal itu berkaca dari pengalamannya pada Pandemi Covid-19.
“Waktu pengalaman saya di Covid, sebenarnya modal sosial, social capital dari rakyat Indonesia itu tinggi sekali. Jadi banyak tuh yang ingin memberikan kontribusi. Salah satunya adalah CT Arsa,” jelas Budi.